3/29/2016

H. Naufal Ramadian Kembali Terpilih Menjadi Ketua PD. Muhamamdiyah Kab. Bogor Periode 2015-2020


   Bertempat di Leuwiliang, kegembiraan dan kekeluargaan sangat terasa selama berlangsungnya Musyawarah Daerah (Musyda) ke-13 Muhammadiyah Kabupaten Bogor.
Tiba pada momentum yang cukup penting, yaitu rapat formatur terpilih yang menghasilkan keputusan Ketua PD Muhammadiyah Kabupaten Bogor untuk periode 2015-2020.
      Dimulai sejak pukul 13.00 WIB, 13 orang terpilih menjadi formatur melakukan Rapat Formatur yang cukup alot hingga pukul 15.00 WIB.
Suasana menjadi hening dipenghujung rapat formatur, terutama di sekitar aula utama dan lokasi rapat formatur yang berlangsung di kelas Madrasah Ibtidaiyah (MI) Muhammadiyah Leuwiliang.
   Akhirnya Panitia Pemilihan pun mengumumkan hasil rapat formatur PD Muhammadiyah Kabupaten Bogor, yaitu H. Naufal Ramadian, M.Si. sebagai Ketua PD Muhammadiyah Kabupaten Bogor Periode 2015-2020.
Tepuk tangan dan teriakan kegembiraan pun memecah san menggetarkan Gedung Dakwah Muhammadiyah Kabupaten Bogor.
“Semoga di bawah kepemimpinan H. Naufal Ramadian, M.Si. yang memasuki periode ketiga mampu membawa Muhammadiyah lebih berkibar lagi.” Ucap Ketua Panitia Pelaksana, H. Ahmad Yani, S.HI.
    Musyawarah Daerah Muhammadiyah Kabupaten Bogor di Tutup Oleh Prof. DR. Mahmud Syafi’i.MA.MPd.I Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Barat. 

3/28/2016

3/26/2016

Naufal Ramadian : Organisasi Adalah Sebagai Kendaraan

Sabtu, 23/03/2016. ditengah Pidato Iftitah Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kab. Bogor Bpk. H. Naufal Ramadian menagtakan "Organisasi Adalah sebagai Kendaraan" setiap orang berhak memilih kendaraan mana yang akan ia gunakan untuk mencapai tujuan tertentu. Begitu juga dengan organisasi Muhamamdiyah, PUI, NU dan organisasi Islam lainnya, yang bertujuan sama yaitu mengharap keridoan Allah SWT.,

Dalam acara pembukaan MUSYDA Muhamamdiyah 13 & Musyda Aisyiyah yang ke 3 tersebut. Bpk. H. Naufal juga menyinggung Banyaknya organisasi yang tidak jelas asal usulnya yang harus di hindari seperti GAFATAR yang kian merebak belum lama ini.

3/20/2016

KH. Ahmad Dahlan; “Yang Berjuang Tanpa Merugikan”

Suatu kali saya termenung ketika membaca kutipan dari KH. Ahmad Dahlan yang ditulis oleh KRH.Hadjid, seorang muridnya yang termuda.

“Manusia satu sama lain selalu melemparkan pisau cukur, mempunyai anggapan pasti paling tepat dia melemparkan celaka kepada orang lain”. ” (Ahmad Dahlan, dalam KRH. Hadjid, 2013: 14)

Ingatan terhadap kutipan tersebut melekat beberapa lama. Saya merasa begitu bermakna ketika menggambarkan pribadi Ahmad Dahlan sebagai seorang yang mendorong transformasi sosial “tanpa merugikan” siapapun. Tentu saja terdapat beberapa alasan untuk menjelaskan mengapa deskripsi itu demikian penting. Pertama, gagasan transformasi sosial yang “tanpa merugikan” siapapun merupakan model narasi transformasi sosial dari gerakan sosial kontemporer yang dicirikan sebagai; sederhana dilakukan dan mudah direplikasi. Muhammadiyah, sebagai gerakan sosial membuktikan model narasi transformasi sosial tersebut. Dahlan membangun gerakan Muhammadiyah tanpa disain yang komprehensif, sebab itu banyak kalangan yang di kemudian hari memberikan penilaian kritis terhadap Muhammadiyah. Misalnya bahwa Muhammadiyah sebagai gerakan sosial sejak awal tidak menguji pendekatan politik dalam proses transformasi sosial.

Seperti yang diketahui secara umum, Muhammadiyah pada tahun awal berdirinya memang tidak didisain untuk perjuangan politik kekuasaan. Melainkan sebagai respon terhadap kondisi pendidikan dan kesehatan. Hal itu seringkali dinilai sebagai sebuah kesalahan dan menjadi penyebab keruntuhan (decline) relasi Muhammadiyah dan kekuasaan di masa sekarang. Penilaian demikian sebenarnya telah mereduksi banyak hal yang dapat dipelajari dari Dahlan. Beberapa upaya untuk mengkaji dimensi pemikiran Dahlan misalnya pada beberapa dasawarsa ini meningkat dalam rangka membuktikan keterhubungan kecendekiawanan Dahlan dan pemikir Barat. Jadi tidak sekedar membuktikan pengaruh Muhammad Abduh terhadap model pembaruan dan transformasi sosial Dahlan. Dalam konteks ini, Dahlan sebagai penggerakan transformasi sosial menjadi penting untuk dikaji kembali.

Dalam konteks pemikiran penggorganisasian massa, Dahlan telah memberikan kontribusi yang sangat penting. Tentang urgensitas membangun gerakan sosial secara perlahan, sederhana, dan mudah dilipatgandakan (replicate). Menjamurnya lembaga pendidikan Muhammadiyah menjadi salah-satu bukti yang menyatakan kemampuan replicate Muhammadiyah sebagai gerakan sosial. Persis dalam konteks ini, Dahlan memberikan pelajaran penting tentang model transformasi sosial yang sederhana dan mudah direplikasi. Lembaga pendidikan pada masa pendudukan Belanda dan Jepang bukan merupakan suatu hal yang mudah untuk dilakukan. Partisipasi elit lokal dalam mengapresiasi pemikiran Dahlan juga merupakan suatu informasi penting tentang bagaimana kemampuan Dahlan dalam menjalin relasi untuk membangun partisipasi sipil.

Alasan kedua, beberapa waktu ini muncul banyak sekali istilah untuk menjelaskan mode pemikiran Dahlan. Beberapa istilah itu misalnya “teologi al-Ma’un”, “teologi al-Ashr” (Azaki Khoiruddin, 2015), “teologi Mustad’afin” (Sokhi Huda, 2011), “teologi sosialisme Ahmad Dahlan” (Ibnu Tsani, 2009), “teologi sosial” (L. Mustafa, 2014) dan sejumlah istilah lainnya. Meskipun menggunakan istilah yang berbeda-beda, eksplanasi umumnya bicara soal integrasi antara praktik ibadah dan transformasi sosial. Misalnya, teologi Mustad’afin dianggap sebagai bentuk baru dari teologi al-Ma’un yang menjelaskan dasar asumsi teologi bahwa “praktik ibadah harus langsung terkait dengan masalah sosial” (Sokhi Huda, 2011). Istilah-istilah itu pada dasarnya hendak menjelaskan model teologi yang digunakan oleh Dahlan.

Ketiga, banyak hal yang dapat dipelajari dari perjalanan Dahlan sebagai seorang intelijensia sekaligus pendiri Muhammadiyah, terutama dalam perihal kemanusiaan. Letak penting deskripsi “yang berjuang tanpa merugikan” adalah semacam bentuk politik relasi yang akomodatif antara Dahlan dan berbagai macam individu serta kelompok.

Keempat, makna “yang berjuang tanpa merugikan” menemukan konteks kritisnya untuk meninjau kembali dialektika gerakan Islam dalam merespon konteks perjuangan politik kontemporer yang digambarkan oleh Anthony Giddens sebagai “beyond left and right”. Gempuran kapitalisme, korporatisme, dan eksploitasi ekologi merupakan tantangan yang tidak saja mengancam masa depan manusia, juga mengancam relasi yang rasional antara manusia dan alam, dan tentu saja menjadi bukti tak terelakkan bahwa manusia gagal menjadikhalifah fi al-ardh. Dalam konteks demikian, bagaimana gerakan Islam hendak mengembangkan narasi perlawanannya?. Dahlan meninggalkan suatu warisan yang penting tentang memperkuat gerakan Islam melalui pergulatan yang reflektif tentang arti penting membangun identitas ummat Islam sebagai rahmatan lil alaamin. Sebuah pembentukan identitas yang diawali dengan rekonstruksi tentang peran penting ummat Islam sebagai komunitas yang ramah terhadap manusia.

Dahlan mewariskan suatu sikap untuk menciptakan kembali identitas ummat Islam. Dahlan mengetahui arti penting pembentukan identitas ummat Islam dan ajaran Islam sebagai rahmat bagi alam semesta. Karena dengan bertolak dari identitas ini, ummat Islam diajarkan untuk meletakkan keberpihakan terhadap kelompok tertindas.

Membaca Dahlan dari Al-Ashr dan Al-Ma’un

Terdapat satu kemiripan tentang arti penting antara Al-Ashr dan Al-Ma’un. Untuk menemukan satu kemiripan tersebut saya mencoba untuk membaca kembali hal yang hendak disampaikan oleh dua surat tersebut, serta mengapa Dahlan menjadikannya sebagai surat yang penting. Dahlan dalam catatan Hadjid banyak bicara soal makna konsep “Al-Haqq”, “Iman”, “Amal Sholeh”, yang banyak menjadi pengantar dalam proses pemaknaan hidup Dahlan. Kemiripan antara Al-Ashar dan Al-Ma’un adalah pada afirmasi soal pentingnya orang beriman melengkapi ketaatannya kepada Tuhan melalui perbuatan yang bermanfaat di dunia. Dahlan tampaknya melihat perbuatan baik (amal sholeh) sebagai bagian penting dari kehidupan seseorang di dunia. Dalam Islam, etika immortalitas jiwa menjadi jawaban mengapa seorang muslim pertama-tama harus menyakini soal hari pembalasan, sebab seluruh amalan di dunia akan mendapatkan balasan.

Berdasarkan pada catatan Hadjid, Dahlan mengajarkan Al-Ashr dan Al-Ma’un dalam rentang waktu yang lama. Al-Ashr sendiri diajarkan oleh Dahlan kepada para muridnya selama 7 bulan. Hadjid sebagai salah-seorang murid yang berhasil meringkaskan catatan pengajian Dahlan yang berkaitan dengan Al-Ashr menguraikan tentang amal sholeh. Entah bagaimana, keterhubungan epistemologis antara praksis Dahlan dalam kehidupan organisasi dengan membentuk Muhammadiyah dapat dijelaskan melalui penekakan terhadap konsep amal sholeh. Dahlan membimbing murid-muridnya untuk memahami arti penting surat Al-Ashr dan Al-Ma’un. Berkaitan dengan proses itu, Dahlan tidak jarang berkata:

“kebanyakan pemimpin-pemimpin rakyat, belum berani mengorbankan harta benda dan jiwanya untuk berusaha tergolongnya umat manusia dalam kebenaran. Malah pemimpin-pemimpin itu biasanya hanya mempermainkan, memperalat manusia-manusia yang bodoh dan lemah” (KRH. Hadjid, 2013: 28).

Amal Sholeh bagi Dahlan berkaitan erat dengan pembuktian Iman. Manusia yang disanderai oleh keinginan menguasai benda merupakan pertanda orang yang mudah sakit dan mudah lemah. Iman membebaskan manusia dari keterikatannya terhadap benda-benda serta nafsu yang memalingkan. Arti penting Al-Ashr dan Al-Ma’un masih terus berkaitan dengan cara Dahlan mengolah cara pandangnya terhadap dunia melalui dua surat tersebut. Al-Ma’un misalnya menjadi cara Dahlan untuk mengantarkan murid-muridnya untuk memahami arti penting Ibadah yang tidak bisa dilepaskan dari amal sholeh. Dahlan berkata:

“Banyak juga ummat Islam yang menjalankan amal sholeh tetapi mementingkan amal yang sunnat, tidak memperhatikan amak yang wajib, seperti berjihad mengorbankan harta benda dan jiwa..”

Tanpa bermaksud untuk membandingkan, antara surat Al-Ashr dan Al-Ma’un tampaknya ada suatu kekhususan tertentu yang didapatkan dari Al-Ashr. Alasannya sederhana, beberapa topik yang dicatat oleh Hadjid banyak berkaitan langsung dengan isi Al-Ashr. Dari sekian Bab “Pelajaran” yang dicatat Hadjid, Al-Ashr menjadi topik utama, misalnya; “Al-Ashr”, “Amal Sholeh”, “Watawa-shau Bil-Haqq”, dan “Watawa-shau Bish-Shabri”. Dahlan sendiri sebenarnya tidak hanya banyak bicara soal Al-Ashr atau Al-Ma’un, tetapi juga beberapa surat seperti Al-Qari’ah, Shaf, atau Al-Hadid (Hadjid, 2013).

Letak penting surat Al-Ashr dan Al-Ma’un ialah pada topiknya yang mengeksplorasi soal relasi niscaya antara keimanan dan amal sholeh. Dalam konteks pemikiran Islam di Indonesia awal abad 20, relasi niscaya antara iman dan amal sholeh merupakan suatu yang tidak umum. Bahkan Hadjid sendiri mengakui terjadi kegemparan ketika ide-ide Dahlan yang banyak menyerap Muhammad Abduh dan Abu Dzar tersebut menjadi tema-tema dalam ceramah Dahlan. Pada masa itu, pemikiran Islam masuk pada fase diskursus soal tasawuf, sebagai suatu respon yang panjang dari kekecewaan politik dan Islam sebagai gerakan sosial. Fase tersebut dalam pemikiran Islam bertahan cukup lama, terutama saat Eropa dan Amerika memulai ekonomi politik ekspansif di negara-negara dunia ketiga, termasuk Asia. Maka bukan suatu hal yang ganjil jika pemikiran Dahlan dari sisi teologis terhubung langsung dengan konteks dinamika kehidupan sehari-hari.

Persoalan amal sholeh, merupakan penjelas mengapa Dahlan dan gerakan Muhammadiyahnya mampu direplikasi. Surat Al-Ashr dan Al-Ma’un yang banyak bicara soal amal sholeh menyatakan bahwa beramal di dunia dalam rangka mencapai bentuk manusia sempurna itu sebenarnya mudah. Modal transformasi sosial Islam yang diajarkan oleh Dahlan bercirikan mudah, sederhana, dan mampu direplikasi. Peran penting surat Al-Ashr dan Al-Ma’un berada di sini.

Musyawarah Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kab. Bogor (MUSYPIMDA)

Musyawarah Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kab Bogor (Musypimda), Ahad, 20 Maret 2016 di Aula Gedung Muhammadiyah Kab Bogor. Agenda Utama memilih 39 orang calon Pengurus PD Muhammadiyah Kab Bogor 2015-2020, untuk musyda XIII,25-27 Maret 2016. Semoga sukses, untuk Gerakan Pencerahan Kabupaten Bogor Berkemajuan.


3/19/2016

Musyda Muhammadiyah Kab. Bogor Ke-13

Musyda ke-13 Pimpinan Daerah Muhammadiyah dan Musyda Ke-3 Pimpinan Daerah Aisyiyah Kabupaten Bogor, yang insya ALLAH akan dilaksanakan pada tanggal 16-18 Jumadil Akhir 1437 H bertepatan 25-27 Maret 2016 M. Dengan pembukaan Musyda bertempat di Aula Serbaguna Komplek Perguruan Muhammadiyah Leuwiliang Kabupaten Bogor.

 12514017_516094965231864_5174178619457533712_o

3/15/2016

PDM Kab. Bogor Gelar Muhammadiyah Expo 2016

Bogor 16/03/2016. Dalam rangka memeriahkan Musyawarah daerah Muhammadiyah Kabupaten Bogor pada 25-27 Maret 2016 PDM. Kabupaten Bogor menggelar Muhammadiyah Expo 2016 yang bertempat di Komplek Perguruan Muhammadiyah Leuwiliang Jl. Raya Leuwiliang No. 106 Kab. Bogor. Muhammadiyah Expo 2016 kali ini selain di meriahkan dengan kegiatan Pentas seni pelajar Muhammadiyah se Kabupaten bogor pada kesempatan kali ini pula akan di adakan Bazar produk halal berupa makanan, buku, pernak-pernik MUSYDA dan masih banyak lagi.

3/03/2016

MENCARI IKAN HIAS? DATANG SAJA KE PARUNG

Anda pecinta ikan hias ? sudah pernah  berkunjung ke parung ? Jika belum datanglah ke pusat ikan hias terbesar se indonesia. Segala Jenis ikan hias tersedia di Pasar Ikan Hias Parung.
Berada di desa Waruh, Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat itulah lokasi Pasar Ikan Hias Parung. Meski lokasinya agak terpencil, becek, dan panas, namun pasar ini tidak pernah sepi dari pembeli. Ya, Pasar Ikan Hias Parung, memang sejak lama dikenal sebagai pusat perdagangan ikan hias. Di pasar ini, anda bisa menemukan beragam jenis ikan hias, seperti cupang, koki, koi, louhan, red pinsa, arwana, blackghost, dan botia. Walau dikenal sebagai pasar ikan hias, tempat ini juga menjual ikan konsumsi, seperti lele, mujair, gabus, hingga lobster. Sebagian ikan-ikan tersebut ditempatkan pada kolam buatan, atau kantong-kantong plastik. Pembeli tinggal memilih ikan yang dicarinya.

PARUNG MINAPOLITAN

PERKEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN
Sejak digagasnya pengembangan kawasan minapolitan pada Tahun 2010 maka segala sumberdaya diarahkan untuk mewujudkan Kawasan Minapolitan yang telah ditetapkan oleh Bupati Bogor. Pendanaan dari APBN dan APBD dibelanjakan untuk menciptakan Kawasan Minapolitan yang ideal, diantaranya digunakan untuk pembangunan kolam, penyediaan induk dan benih ikan, perbaikan irigasi dan berbagai penyediaan sarana dan prasarana perikanan lainnya baik untuk keperluan budidaya maupun pascapanen.
Buah dari itu semua dapat dilihat dari kontribusi kawasan minapolitan terhadap capaian produksi ikan konsumsi di Kabupaten Bogor. Produksi ikan konsumsi di Kabupaten Bogor pada Tahun 2014 adalah sebesar 108.829,28  ton yang 98%-nya merupakan kontribusi dari cabang usaha kolam air tenang (KAT). Sebanyak 64% dari produksi kolam air tenang dihasilkan dari areal budidaya yang berada di kawasan minapolitan. Luas areal KAT, jumlah RTP (rumah tangga pembudidaya) dan produksi di kawasan minapolitan dapat dilihat pada tabel.
Kecamatan
Luas Areal
(ha)
RTP 
(orang)
Produksi
(ton)
Kemang   117,94   189   16.213,43
Parung   140,05   565   16.645,99
Ciseeng   399,36   625   24.171,48
Gunung Sindur   149,43   455   11.386,24
Jumlah        806,78    1.834    55.818,71

PDM Kota Bogor: Satu Langkah Lagi Menuju Univ. Muhammadiyah Bogor

Bogor-(IMMPOS.com)- “Rencana Pendirian Universitas Muhammadiyah Bogor tinggal satu persayaratan lagi” Ungkap Bpk Wuri salah satu anggota Pimpinan Daerah (PD) Muhammadiyah Kota Bogor Saat ditemui Crew IMMPOS.com di kediamannya Rabu, (27/01).
Menurutnya untuk mendirikan sebuah Universitas itu tidak mudah, dan butuh perjuangan ekstra,“Ternyata mendirikan Universitas itu tidak mudah, dan banyak persyaratan-persyaratan yang haurus dipenuhi, seperti persyaratan lahan, dana program studi yang harus dilunasi, persyaratan dosen atau pengajar, dan lain sebagainya, semua itu butuh perjuangan ekstra” Jelasnya

Pasar Ikan Hias Parung

Pasar Ikan hias parung yang berada di belakang pasar Modern parung memang terlihat tidak rapih dan terkesan kumuh. Namun siapa sangka ternyata Pasar Ikan Hias Parung adalah salah satu pusat perdagangan Ikan hias terbesar di Jawa Barat.

Beragam Ikan hias tersedia dan tersusun rapih pada setiap lapak penjual. seperti Ikan Cupang, Ikan Kumpay, Ikan Lohan dan masih banyak dan ribuan jenis Ikan hias yang tersedia.

Pasar Ikan Hias Parung buka setiap hari Selasa, Kamis dan Minggu, Jam operasional mulai Pkl. 08.00 sd. 17.00 sore. Namun pada umumnya para pembeli akan datang pada pagi hari karena menginginka Ikan yang berkualitas baik.

Harga Ikan hias di Pasar parung sangat beragam dan


3/02/2016