Cileungsi, Bogor. Ahad, 11 Januari 2015 menjadi catatan perjalan dalam perjuangan Persyarikatan Muhammadiyah khusus di Kabupaten Bogor. Dalam rangkaian Gebyar Milad dan Pengajian Bulanan putaran XI PDM Kabupaten Bogor, selain diisi dengan Tausiyah oleh Dr. Najamudin Ramli acarapun disertai dengan kehadiran Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof. Dr. H. M. Din Syamsuddin, M.A.
Pada kesempatan kali kedua kunjungan di Cileungsi Kabupaten Bogor Prof. Din, begitu sapaan beliau merasakan atmosfer yang berbeda memasuki Perguruan Muhammadiyah Cileungsi. Diawali dengan sambutan marching band SMP Muhammadiyah 2, beliau langsung diarahkan menuju lokasi pembagunan Gedung SMP Muhammadiyah 1 Cileungsi untuk melakukan Peletakkan Batu Pertama yang dilanjutkan dengan diskusi dan silaturahmi dengan warga Muhammadiyah Kabupaten Bogor yang sudah sejak pagi hari berdatangan menunggu kehadiran Prof. Din.
Prof. Din meminta maaf kepada jamaah yang sudah mulai berkurang karena kedatangannya cukup siang ba’da sholat dzuhur. Prof. Din membayar kealpaannya dengan langsung memulai diskusi yang ditemani oleh Ketua MPKU PP Muhammadiyah, Penasihat PDM Kabupaten Bogor K.H. Adang Qomarudin, B.A., Ketua PDM Kabupaten Bogor H. Naufal Ramadian, M.Si., dan Ketua PCM Cileungsi H. Hardjani H.S..
Diskusi dibuka dengan prolog oleh Ketua PCM Cileungsi, kemudian berlanjut diskusi oleh Prof. Dr. H. M. Din Syamsuddin, M.A.. Dengan gaya penyampaiannya yang khas, santun dan penuh dengan kewibawaan, beliau mengawali dengan gambaran luas tentang perkembangan Persyarikatan Muhammadiyah hingga hari ini. Beliau cukup membakar semangat para jamaah dengan kalimat-kalimat motivasi yang sederhana. Prof. Din pun menyampaikan bahwa Jawa Barat khususnya Kabupaten Bogor perkembangan dakwahnya cukup pesat. Dari Amal Usahanya, Bogor sudah cukup banyak di tingkat Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah, Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah, Sekolah Menengah Atas/Kejuruan/Madrasah Aliyah, sampai Perguruan Tinggi sudah ada di Kabupaten Bogor.
“Yang menjadikan Muhammadiyah tetap hadir dan eksis hingga hari ini adalah konsistensi jamaah dalam berdakwah dan melangsungkan Amal Usaha yang ada dan terus bertambah” disampaikan oleh Prof, Din.
“Ritualitas Aktif, Dinamis Progresif adalah ritual Muhammadiyah yang tercermin pada Keshalehan Sosial, bukan ritual Pasif, Statis, Stagnan yang tercermin padaKeshalehan Individual.” Dalam penyampaianya, Prof. Din meyampaikan “ibadahnya orang Muhammadiyah itu minim, selesai sholat salam langsung zikir dan wirid tanpa tambah-tambahan sehingga organisasi selain Muhammadiyah menyebut Muhammadiyah Islam Minimalis. Kita bukan minimalis, tetapi Proporsionalis. Yaitu beribadah sesuai dengan proporsinya bukan kurang pemaknaan.” ucapan itupun disambut tawa oleh jamaah.
Diskusi yang dimulai pukul 13.20 berjalan begitu hangat dan tenang. Tak ada satupun jamaah yang beranjak untuk keluar dari lokasi acara. Ditengah diskusi, Prof. Din berkata “Watak Muhammadiyah itu sebagai Gerakan Amal (nyata) bukan hanya sekedar ide” dan “Jadilah Orgil (orang gila = dari sisi pemikiran) dan Bonek (bocak nekat = dari sisi pelaksanaan) jika ingin memajukan Muhammadiyah”.
Diakhir diskusi, Prof. Din diminta untuk mengendarai BOOGYCAR yang merupakan produk siswa SMK Muhammadiyah 2 Cileungsi. Boogycar penggabungan dua sepeda motor dengan satu roda depan dan dua roda belakang berangka body terbuka. Beliau mengapresiasi sekolah-sekolah yang telah memberikan prestasi, inovosi, dan kreatifitas untuk syiar dakwah Muhammadiyah.